20 Juni 2011

Kecukupan Gizi Tawon Penghasil Madu (bagian pertama)


Seperti layaknya manusia serta hewan yang lain, agar bisa hidup sehat dan berkembang biak secara normal dibutuhkan berbagai jenis makanan yang ada di alam yang dibutuhkan tawon klanceng maupun tawon sosial penghasil madu lainnya. Bahan makanan pokok tawon adalah berupa polen (tepungsari bunga), nektar dan air.


Tawon penghasil madu membutuhkan berbagai zat makanan untuk pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan produksi madunya. Tawon membutuhkan 6 golongan bahan makanan pokok (Sumber: Ilmu Ternak Lebah Madu, D.T.H.Sihombing), yaitu: karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air serta beberapa bahan lain yang mungkin dibutuhkan untuk hidupnya. Kebutuhan zat-zat makanan ini berbeda sesuai dengan fase pertumbuhan dan kelas tawon.

Karbohidrat

Karbohidrat bersama protein dan lemak membentuk senyawa-senyawa organik utama yang terdapat dalam tubuh. Selain sebagai sumber energi utama, karbohidrat berperan mendukung struktur dan fungsi-fungsi semua jaringan tubuh yang terdapat dalam nukleus, sitoplasma, membran sel, hemolimfa ekstraseluler dan jaringan-jaringan pendukung.

Kebutuhan tawon madu akan karbohidrat bervariasi sesuai umur dan aktifitas yang dilakukannya. Tawon dewasa dapat bertahan hidup untuk waktu yang relatif lama bila diberi makanan murni karbohidrat, sedang larva mutlak memerlukan protein agar dapat bertahan hidup.

Kandungan gula dalam darah seekor tawon pekerja adalah sekitar 2%, bila turun kurang dari 1% dia masih dapat menggerakkan sayapnya tetapi tidak mampu untuk terbang. Kandungan gula dalam tawon jantan lebih rendah, yaitu 1.2% - sedangkan ratu yang baru menetas adalah 1,7% dan pada saat bertelur dapat turun hingga 0,3%.

Tawon jantan yang sedang terbang menghabiskan sekitar 30mg karbohidrat setiap jam, sedangkan tawon pekerja menghabiskan sekitar 10mg tiap jam terbang. Tawon-tawon pekerja yang dikurung dalam ruangan bersuhu 11 derajat Celcius akan memerlukan sekitar 11mg karbohidrat tiap jam. Bila suhu ruangan naik menjadi  37 derajat Celcius angka tersebut turun menjadi 0,7mg tiap jam, tetapi akan naik kembali menjadi 1,4 mg bila suhu mencapai 48 derajat Celcius.

Pola penggunaan energi seperti ini dapat dibayangkan mengingat kemampuan koloni  tawon mengatur temperatur di dalam sarang melalui pembangkitan dan konservasi energi dengan cara membentuk kelompok rapat (cluster) yang esensial agar dapat bertahan di musim dingin, atau sebaliknya – menurunkan temperatur dengan cara mengibas-ngibaskan sayapnya untuk mengalirkan udara pendingin ke dalam sarang.

Selain untuk mempertahankan temperatur, konsentrasi gula darah tawon pekerja berkorelasi dengan jumlah madu yang dihasilkan. Koefisien korelasi positif gula darah tawon pekerja dengan  jumlah madu yang dihasilkan untuk glukosa, fruktosa dan trehalosa berturut-turut adalah 0,887; 0,832 dan 0,697.

Karbohidrat berperan tertentu dalam penentuan strata, yakni selama perkembangan larva – meskipun mekanisme sebenarnya belum  diketahui sampai sekarang. Glukosa berperan dominan dalam makanan tawon pekerja dan jantan selama tahap perkembangan awal, sedangkan fruktosa berperan dominan pada larva tawon yang lebih tua dan glukosa tetap berperan dominan selama perkembangan ratu. Karbohidrat yang dominan untuk makanan larva dalam royal jelly adalah glukosa, fruktosa dan sukrosa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar